Saturday, January 7, 2017

Pertempuran Pulau Kiska, Salah-satu Insiden Friendly Fire Terburuk Dalam Sejarah Perang Dunia Kedua


Pertempuran Pulau Kiska, atau "Operation Cottage", adalah operasi penyerbuan terakhir dari kampanye Kepulauan Aleutian yang diselenggarakan oleh pasukan Sekutu. Operasi ini bertujuan untuk mengakhiri kependudukan Jepang ditanah Amerika.



Pasukan Jepang di pulau Kiska.

Merah : Pendaratan pasukan Amerika (15 Agustus)
Kuning : Pendaratan pasukan Kanada (16 Agustus)

Pulau Kiska, adalah pulau kecil yang terletak dalam kelompok Rat Islands dalam Kepulauan Auletian, Alaska. Pulau ini mempunyai luas sekitar 277.7 Km persegi dan mempunyai titik tertinggi 1.220 meter, dimana gunung berapi Kiska berada.

Sebenarnya, Pulau Kiska ini tidak begitu menarik. Pulau ini sangatlah kecil dan terletak disekitar Alaska, sehingga udaranya relatif dingin dan jarang ada tumbuhan atau binatang yang hidup ditempat ini. Satu-satunya bangunan di pulau ini adalah gedung fasilitas pemantau cuaca milik pemerintah Amerika Serikat. Sebelum Jepang menduduki pulau ini, Kiska hanya ditempati oleh 12 orang yang semuanya adalah petugas dari fasilitas cuaca tersebut (ditambah dengan satu ekor anjing bernama "Explosion" milik salah-satu petugas).


Fasilitas pemantau cuaca milik Amerika di pulau Kiska.

Jepang dibawah komando Kapten Takeji Ono mendaratkan 500 personel militernya dipulau ini pada 7 Juni 1942, yang mana mereka langsung melakukan seragan ke gedung fasilitas cuaca di pulau tersebut. 2 orang diantaranya tewas dan 7 orang petugas ditangkap. Sementara sisanya berhasil melarikan diri. 

Pada bulan desember ditahun yang sama, Jepang kembali memperkuat pertahanannya dengan mengirimkan 2.000 infanteri dan beberapa perangkat pertahanan lainnya seperti Artileri dan senjata AA-Gun. Selain hal-hal kemiliteran, warga dipil juga dibuatkan pemukiman di pulau ini. Ada sekitar 5.000 orang warga sipil Jepang yang bermukim disini.

Pasukan Jepang yang bertugas disini jarang sekali mendapatkan provokasi dari pasukan Sekutu dan tidak pernah ada pertempuran secara langsung disekitar daerah tersebut selama kependudukan Jepang. Sehingga para tentara ini bisa dibilang "nganggur". Untuk menghabisakan waktu luang, biasanya pihak militer Jepang mengadakan pentas seni dan lomba bersama warga sipil.


Poster tentang acara memancing yang diselenggarakan 
oleh pasukan Jepang untuk menghabiskan waktu luang.

Karena dianggap tidak terlalu menguntungkan, pasukan dan warga Jepang yang berada di pulau Kiska kemudian diperintahkan untuk segera meninggalkan pulau tersebut pada awal bulan Juli 1943. Mereka juga diperintahkan untuk meninggalkan semua benda militeris ditempat itu.

15 Agustus 1943, Sekutu mendaratkan pasukannya dan menduduki pulau Kiska yang sebelumnya adalah tanah jajahan milik Jepang yang sudah sejak 1942 ditempati. Operasi ini diawali dengan rentetan tembakan coastal dari kapal-kapal perang sekutu untuk memberikan sedikit "guncangan" pada pertahanan di pesisir pantai, ditambah lagi pesawat-pesawat bomber milik sekutu yang tidak henti-hentinya melakukan mengeboman ke pulau ini.






Pendaratan pasukan Amerika di pulau Kiska.

2 tentara Kanada menunjukan bendera Jepang yang mereka 
temukan di barak bekas tentara Jepang.

Seorang perwira sekutu menginspeksi sebuah meriam 
artileri milik tentara Jepang, Agustus 1943.


Setelah berjam-jam menyerang dari air dan udara, tentara Amerika mendapati sama sekali tidak ada respon dari pihak Jepang, Amerika kemudian memanfaatkan kondisi ini untuk menerjunkan pasukannya menggunakan kendaraan amfibi. Setidaknya 34.000 personil infanteri Sekutu diterjunkan pada hari pertama operasi ini.

Alih-alih menghabisi musuh, tentara Sekutu yang mendarat langsung kebingungan karena ternyata pulau tersebut kosong dan tidak ada seorangpun disana. Awalnya, tentara Amerika mengira pasukan Jepang sedang bersembunyi. Baru diketahui beberapa bulan kemudian ternyata Jepang telah meninggalkan pulau tersebut sejak 2 minggu sebelum pendaratan Sekutu.

Selama hari-hari pertama pendaratan, pulau ini diselimuti kabut tebal sehingga para tentara tidak bisa melihat apapun disekitar mereka. Ini membuat pasukan Amerika was-was dan khawatir musuh akan melakukan serangan tiba-tiba. 

Keesokan harinya, pasukan Kanada kemudian diterjunkan di tempat yang berlawanan dengan posisi pasukan Amerika di pulau tersebut. Karena kurangnya informasi akan datangnya bala bantuan, pasukan dari kedua belah pihak sama-sama mengira satu sama lain sebagai musuh. Lalu terjadilah baku tembak serius yang menyebabkan total 32 orang meninggal dan setidaknya 180 orang terluka parah.

Sementara itu, kapal perang Amerika USS Abner Read hancur terkena ranjau laut yang menyebabkan 71 kru-nya meninggal dunia dan 47 orang luka parah.


Kapal Penghancur USS Abner Read yang rusak parah
akibat ranjau laut.

Kapal USS Abner Read dibawa ke galangan di 
daerah Adak, untuk direparasi.


Pihak Yang Berseteru : Amerika Serikat - Jepang
Tanggal : 15 Agustus, 1945
Tempat : Pulau Kiska, Alaska

Komando :
- Amerika serikat : Charless Corlett
- Kanada : E.A Potts
- Jepang : Takeji Ono

Kekuatan :
- Amerika Serikat : 7th Infantry Division
- Kanada : 6th Infantry Divison
- Jepang : - 

Korban Jiwa : 300 total (semuanya dari pihak sekutu), kapal sekutu USS Abner Read rusak parah.

Hasil Akhir : 
- Kemenangan Sekutu
- Kembalinya pulau Kiska ketangan Amerika Serikat
- Jepang membantai pasukan Sekutu (tanpa menyentuh mereka)





Thursday, January 5, 2017

Anschluss, Apa Itu ?

Anschluß (dibaca : Anschluss) atau yang mempunyai arti harfiahnya "Bergabung", adalah peristiwa dimana Nazi Jerman meng-aneksasi keseluruhan wilayah Austria untuk bergabung menjadi satu kesatuan negara yang bernama Grossdeutschland, atau "Jerman Raya".

Beberapa tentara Jerman dan polisi Austria 
berusaha mencabut palang perbatasan 
Jerman-Austria sebagai 
simbol kebersamaan dan persatuan.

Memang, sejak berakhirnya Perang Dunia Pertama, Austria sudah ngebet ingin bergabung dengan Jerman. Begitupun sebaliknya, Hitler yang berdarah asli Austria juga ingin mempersatukan kedua negara, karena Hitler berkeyakinan bahwa orang Jerman dan Austria adalah sama-sama bangsa Arya, hal ini sudah dijelaskan di dalam buku Mein Kampf yang ia tulis. Dikarenakan Perjanjian Versailles-lah, mimpi ini tidak pernah terwujudkan sampai pada Hitler naik ke tampuk kekuasaan.


"Grossdeutschland"

Partai Nasionalis-Sosialis Austria gagal mendapatkan kursi di pemilu legislatif pada 40 November 1930, tetapi popularitas partai tetap meningkat seiring terpilihnya Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman pada 1933. Ide "Lebensraum" Hitler juga telah mempengaruhi rakyat Austria.

Bertahun-tahun, Nazi Jerman telah memberikan dukungan penuh pada partai Nasionalis-Sosialis Austria untuk segera merebut pemerintahan yang nantinya supaya proses aneksasi berjalan lancar dan cepat. Disini Partai Nasionalis-Sosialis Austria membuat kerusuhan besar-besaran diseuluruh Austria dibawah perintah Hitler.

Pada 25 Juli 1934, Engelbert Dollfuss, kanselir Austria dibunuh oleh beberapa anggota partai Nasionalis-Sosialis Austria dalam aksi kudeta yang gagal, beberapa dari pelaku pembunuhan ditangkap dan dihukum mati. Setelah itu banyak anggota partai yang melarikan diri ke Jerman dan bergabung dengan NSDAP (Partai Nasonalis-Sosialis Jerman/Nazi), sisa-sisa anggota partai Nasionalis-Sosialis Austria yang masih berada di Austria terus melakukan serangan terorisme terhadap lembaga pemerintahan Austria.

Setelah terpilihnya Kurt Schuschnigg sebagai kanselir pengganti Dollfuss, Kurt langsung turun tangan menebas habis para perusuh Nasionalis-Sosialis. Yang pada akhirnya partai Nasionalis-Sosialis Austria dibubarkan dan para anggotanya ditahan. Tetapi sisa-sisa pendukung partai masih berkeliaran menuntut agar para anggota dibebaskan, pasukan Kurt pun tidak bisa membendung massa yang terus mengamuk. Ditambah lagi boikot oleh pemerintah Jerman terhadap Austria yang membuat ekonomi Austria terganggu untuk sementara waktu.

Karena kekacauan yang makin meningkat, Hitler mengadakan pertemuan dengan Kurt Schuschnigg. Hitler mengancam akan menyerbu Austria kecuali Schuschnigg membebaskan para anggota partai Nasionalis-Sosialis dan memberikan semua kursi parlemen pada anggota partai tersebut. Schuschnigg mau tidak mau menyetujui ancaman Hitler dan mengangkat salah-satu anggota partai Nasionalis-Sosialis Austria, Arthur Seyss, menjadi menteri dalam negri.



Warga Wina tumpah ruah kejalanan 
untuk menyambut Adolf Hitler.



Setibanya ia di kota Wina, Adolf Hitler langsung 
menyempatkan diri bertemu dengan Arthur Seyss.

Adolf Hitler mengunjungi kampung halamannya di 
Braunau Am Inn, 14 Maret 1938.

Schuschnigg yang takut akan ancaman Hitler lalu meminta pertolongan pada Perancis dan Inggris, tetapi keduanya menolak untuk membantu Austria. Sementara itu partai Nasonalis-Sosialis Austria segera mengambil tempat di pemerintahan, Arthur Seyss kemudian memberikan jalan masuk kepada pasukan Hitler ke Austria untuk memulihkan ketertiban.

Lembaran poling pemilihan yang diselenggarakan pada 10 April 1938 
oleh pemerintah Austria sebagai upaya akhir 
untuk membendung rencana 
aneksasi yang dilakukan oleh rezim Hitler. 

Semakin panik dan putus asa-lah Schuschnigg, ia memutuskan untuk mengadakan pengambilan suara secara demokratis sebagai jalan akhir Kurt untuk mempertahankan kedaulatan negaranya. Ternyata 99.7% dari keseluruhan warga Austria yang memberikan suara setuju untuk bergabung dengan Nazi Jerman. Akhirnya Kurt tidak punya pilihan lain selain mundur dari jabatannya dan menyerah pada tentara Jerman.

Selama Perang Dunia Kedua, Austria menjadi bagian dari Nazi Jerman. Sampai pada keruntuhan rezim Adolf Hitler pada 1945, Austria kembali menjadi negara independen. Tetapi baru diakui merdeka secara total pada 1955.