Ratusan warga sipil sekitar istana tumpah ruah kedalam
halaman istana untuk mendengarkan pidato kaisar.
Tawanan Jepang dengan hikmat mendengarkan siaran Gyokuon-Hoso
di kamp Sekutu di Guam.
Siaran ini adalah pertama kalinya warga Jepang bisa mendengarkan suara kaisarnya. Selama beribu-ribu tahun, orang-orang Jepang sangat mendewakan kaisar mereka, sehingga rakyat sipil tidak boleh dan hampir mustahil bisa mendengarkan suara asli dari kaisar mereka. Oleh karena itu, kebanyakan kaisar Jepang jarang atau bahkan tidak pernah berbicara didepan publik.
Dialog dari pidato yang disampaikan oleh kaisar Hirohito bersifat sangat formal dan menggunakan bahasa-bahasa tradisional. Alih-alih menggunakan bahasa tradisional supaya lebih bisa dimengerti oleh rakyatnya, pidato ini malah menimbulkan kebingungan dan kekacauan di militer Jepang maupun rakyat sipil. Ditambah lagi dengan kualitas audio yang jelek membuat suara kaisar terdengar sedikit samar.
Pidato ini tidak disiarkan secara Live, tetapi merupakan pidato oleh kaisar yang direkam pada malam hari 13 Agustus 1945 di Istana Kekaisaran Tokyo dan kemudian diputar ulang pada 2 hari kemudian.
Selain Insiden Kyujo, ada juga satu insiden pemberontakan lainnya yang bertujuan untuk membatalkan penyiaran rekaman pidato tersebut. 1 hari menjelang penyiaran, tepatnya pada 14 Agustus 1945, sekitar 1.000 orang pasukan Jepang yang tidak terima akan keputusan Hirohito langsung berbondong-bondong menuju Istana Kekaisaran untuk mencuri dan merampas rekaman tersebut. Tetapi lucunya, para pemberontak ini malah kebingungan dan tersesat karena Istana tersebut mempunyai banyak ruangan dan lorong-lorong.
Mengetahui para pasukan mulai mendobrak masuk kedalam istana, salah-satu penjaga istana langsung berinisiatif menyembunyikan rekaman kedalam tumpukan pakaian cucian milik salah-satu keluarga kekaisaran. Yang kemudian rekaman ini berhasil diselundupkan keluar istana dan para pasukan pemberontak akhirnya dibubarkan.
Tidak sampai disitu, pada keesokan harinya, para pemberontak ini kembali berkumpul dan langsung menyerang studio tempat pemutaran rekaman tersebut. Tetapi penyerangan ini gagal dan para pemberontak kemudian ditahan. Pemberontak yang sangat keras kepala...
Meskipun upaya penyerangan tersebut gagal, tetapi piringan hitam rekaman asli yang telah diputar hilang, yang kemungkinan besar dicuri oleh salah-satu pasukan pemberontak. Untungnya sebelum dimulainya pemutaran rekaman tersebut, pihak petugas dari studio telah membuat salinan dari piringan yang asli dan kemudian memberikannya pada pemerintah kekaisaran Jepang, sehingga sampai saat ini semua orang bisa mendengarkan rekaman tersebut.
Sementara piringan hitam yang asli saat ini telah ditemukan. Tetapi tidak pernah diputar kembali dan hanya dipajang di museum.
Kau bisa melihat piringan hitam asli tersebut di Museum
Nihon Hoso Kyokai yang berada di sekitar daerah Shibuya, Tokyo.
Oleh pemerintah Jepang, rekaman ini kemudian di remaster dengan kualitas suara yang lebih tinggi dan disiarkan kembali di Jepang pada 15 Agustus 2011 lalu.
Rekaman dari piringan hitam salinan.
pada 15 Agustus 2011.
broadcast radio dari tahun 1945.