Thursday, September 1, 2016

Banzai Charge

Banzai Charge, atau Serangan Banzai, adalah istilah yang diciptakan oleh kalangan pasukan Sekutu untuk menyebut taktik serangan Human Wave Attack yang dilakukan oleh pasukan Jepang. Istilah ini berasal dari salah-satu kata seruan perang yaitu "Tenno Heikka, Banzai" yang mempunyai arti "Panjang Umurlah Sang Kaisar". Yang biasanya kata itu diteriakkan oleh para pasukan Jepang saat melakukan serangan tersebut.


Beberapa pasukan Jepang melakukan Banzai Charge 
pada pertempuran Luzon,1945.

Puluhan pasukan Jepang di Singapura diarahkan oleh perwira 
mereka untuk bersiap melakukan Banzai Charge.

Orang-orang Jepang meyakini taktik serangan ini adalah salah-satu metode untuk melakukan Gyokusai (Mati dengan terhormat). Taktik serangan bunuh diri seperti ini sudah dilakukan sejak zaman priode Sengoku, yang mana para Samurai Jepang mengikuti kode etik yang disebut Bushido. Bushido mengajarkan untuk hidup dalam perilaku disiplin dan terhormat. 

Kebanyakan orang berpendapat bahwa taktik Serangan Banzai adalah hal yang bodoh dan tidak rasional. Tetapi pada dasarnya ada 2 alasan yang membuat pasukan Jepang sering menggunakan taktik ini. Yang pertama, tentara Jepang lebih memilih bunuh diri daripada tertangkap oleh musuh. Pemikiran seperti ini sudah mendarah-daging bagi orang-orang Jepang.

Yang kedua, pengalaman sebelum Perang Dunia Kedua telah menunjukkan bahwa taktik seperti ini juga bisa menjadi sangat efektif. Contohnya pada Perang Dunia Pertama, taktik Human Wave Attack adalah kunci utama untuk merebut parit-parit musuh.


Pasukan Perancis yang melakukan serangan 
Human Wave Attack pada Pertempuran Gallipoli, 1915. 


Pasukan Jerman pada Perang Dunia Pertama yang bersiap 
melakukan serangan Human wave Attack pada parit musuh.
Yang mana biasanya, mereka akan melemparkan granat terlebih 
dahulu untuk memberi sedikit "tekanan" pada musuh.

Taktik Serangan Banzai ini hampir selalu dilakukan oleh para pasukan Jepang saat mereka sudah terdesak atau kehabisan amunisi. Serangan Banzai relatif gagal, karena pertahanan Sekutu di Pasifik lumayan kuat. Kunci kesuksean taktik serangan ini adalah jika musuh mempunyai pertahanan yang lemah, dan dipersenjatai oleh senapan-senapan dengan Fire Rate rendah, seperti Bolt-Action Rifle. Ketika Sekutu menginvasi wilayah-wilayah jajahan Jepang, mereka sudah dipersenjatai dengan senapan-senapan mesin yang cukup memadai, sehingga bisa dengan mudah menebas habis pasukan-pasukan Jepang dari jarak jauh. 

Salah satu serangan Banzai yang sukses adalah yang dilakukan di pulau Attu selama Kampanye Kepulauan Aleut pada tahun 1943. Yang mana serangan itu menembus sangat jauh ke dalam garis pertahanan Amerika. Ini adalah salah-satu Serangan Banzai yang terbesar yang pernah dilakukan oleh Jepang.


Puluhan mayat tentara Jepang yang bergelimpangan 
setelah melakukan Banzai Charge, Sungai Matanikau, 1942.

Tentara Amerika berusaha menangkis 
serangan Banzai di Guam, 1944.

Pasukan Amerika dengan senapan M1-nya yang seorang diri menembaki puluhan 
pasukan Jepang yang melancarkan Serangan Banzai 
demi mempertahankan posisinya. Saipan, 1944.

Serangan Banzai yang terbesar lainnya dilakukan pada saat-saat akhir Pertempuran Saipan pada 1944, sekitar 2 Batalion Infanteri Amerika hancur dalam satu kali serangan. Sementara lebih dari 4.000 tentara Jepang tewas. Peristiwa ini diadopsi kedalam film "Oba : The Last Samurai" yang dirilis pada 11 Februari 2011.